Alat Perekam Digital Voice Recorder: Senjata Untuk Berlatih Nyanyi & Menciptakan Lagu
Seseorang yang sedang belajar untuk bernyanyi, untuk mengetahui suaranya false atau sudah benar, atau pencipta lagu jaman sekarang dimudahkan dengan kehadiran alat rekaman elektronik atau Digital Voice Recorder. Kita FlashBack dulu sebentar. Kalau jaman dulu alat yang serupa adalah tape recorder atau walkman yang bisa untuk merekam (recorder dengan pita kaset). Namun acapkali ada kendala pada alat-alat tersebut.
-->
Untuk tape recorder, tentu saja karena ukurannya yang besar. Kita tidak mungkin membawa-bawa tape recorder kemana-mana. Selain berat juga akan terlihat aneh. Padahal ide untuk menciptakan sebuah lagu bisa muncul dimana-mana, bahkan saat kita jalan-jalan di pasar atau nongkrong di kamar mandi. Selain itu tape recorder tertentu tidak portable karena tidak didukung fasilitas baterai, sehingga harus selalu nyolok ke listrik. Kehadiran Walkman/recorder dengan pita kaset yang bisa merekam memang portable karena menggunakan baterai. Namun ada kekurangannya juga. Untuk bisa merekam, jarak sumber suara harus dekat dengan mic, kalau tidak suara susah masuk. Selain itu kualitas suara juga kurang bagus. Seringkali ada bunyi desis.
Setelah era tape recorder dan walkman yang bisa untuk merekam (recorder dengan pita kaset), muncul mp3 player yang bisa untuk merekam dan juga mobile phone (atau yang biasa kita sebut sebagai handphone) & Blackberry. Selain portable dan handie (mudah dibawa karena ukurannya yang tidak besar), keunggulan alat ini adalah hasil rekaman dapat kita transfer ke komputer untuk bisa didengar atau di-edit dengan program/software pengolah audio. Namun sayangnya, masih sama dengan alat rekam generasi sebelumnya, untuk bisa merekam, jarak sumber suara harus dekat dengan mic, kalau tidak suara susah masuk. Selain itu kualitas suara juga kurang bagus. Seringkali ada bunyi desis atau kresek. Untuk format suaranya di komputer biasanya dikenal sebagai .amr atau .wma.
Digital Voice Recorder (DVR) hadir sebagai solusi atas kualitas suara rekaman. Keunggulan DVR adalah untuk dapat merekam suara, jarak sumber suara tidak harus dekat dengan mic DVR. Bahkan jarak 10 meteran pun masih bisa masuk. Tidak masalah bila kita butuh segera atau mendesak untuk keperluan menuangkan ide. Namun hal itu akan mengganggu bila kita tidak butuh suara lain, selain suara vocal. Cara mengatasinya, kita bisa memakai mic eksternal yang kita colokkan ke lubang input yang ada di DVR. Hasil rekaman suara DVR bagus, jernih, dengan kualitas MP3.
Keunggulan lain adalah ukurannya yang segenggam tangan, sehingga portable, mudah dibawa kemana-mana, termasuk dimasukkan ke saku celana atau baju. Luar biasa sekali. Banyak nada & lirik lagu yang Gwe ciptakan direkam dengan DVR. Selain itu, karena formatnya digital, file rekaman dapat kita transfer ke komputer untuk bisa didengar atau di-edit dengan program/software pengolah audio. Namun, DVR ada kelemahannya juga, yaitu di harga. Harga DVR cukup mahal. Untuk yang kualitasnya cukup baik, rata-rata harganya di atas satu juta rupiah. Kapasitas DVR cukup besar, minimal 1 GB, dan kadang ada yang dilengkapi dengan fungsi dapat memutar Radio FM.
Jadi, dapat kita simpulkan DVR adalah alat yang penting buat kamu-kamu yang sedang belajar bernyanyi agar tahu suara nyanyian udah bener atau masih false. Alat ini juga sangat penting bagi para pencipta lagu untuk segera menuangkan idenya supaya tidak lupa. DVR juga biasa dimanfaatkan wartawan/reporter untuk mewawancarai narasumber, namun sayangnya Gwe belum tahu ada apa enggak software yang bisa langsung mengubah suara orang di DVR menjadi teks. Kemampuan seperti akan sangat memudahkan para wartawan atau reporter dalam menulis berita.
Selanjutnya DVR dapat juga dipakai untuk merekam rapat, kuliah, atau sebagai bukti hukum otentik suatu kejadian atau penyelidikan. Beberapa merek yang cukup dikenal adalah Sony, Olympus, dan Sanyo. DVR biasa dijual di toko elektronik yang juga menjual kamera digital, atau handycam. Gwe sendiri belinya sewaktu masih di Jakarta di Orion Mangga 2. Kalau kamu tinggal di Semarang, bisa ditemukan di kios-kios di lantai atas Plasa Simpang Lima (Gwe lupa lantai berapa, kayaknya Lantai 3 atau 4).
Comments
Post a Comment