Jurus Menaklukkan Editor ala Sayuda Patria
Perjuangan seorang penulis tak semata-mata hanya berkutat
pada tulisan yang dibuatnya saja. Lebih dari itu, setelah tulisannya selesai, PR
yang tak kalah menantang bagi penulis adalah menembus media. Seautis-autisnya
penulis, pasti pengin dong karyanya dibaca orang lain. Syukur-syukur dapat
duit. Nah, media, entah itu penerbit atau surat kabar ada penjaga gawangnya,
namanya editor. Editor itu umpanya jembatan antara penerbit, penulis dan
pembaca. Dengan pengalamannya menghadapi berbagai naskah, editor ini tahu
banget naskah mana yang punya potensi pasar pembaca yang baik, dan mana yang
perlu dipercantik, atau malah dikembalikan dengan minta maaf.
Karena itu, seorang penulis harus memiliki jurus-jurus yang
jitu agar tulisannya membuat editor takluk dan menerbitkan tulisannya. Apa saja
itu? Simak ilmu hasil semedi Sayuda Patria, editor penerbit Zikrul &
pendiri Penerbit ToscaBook selama bertahun-tahun di dunia penerbitan berikut
ini:
1. Mengenali Tema Naskah yang Sesuai dengan Penerbit
Setiap penerbit memiliki visi dan misi tersendiri. Ada penerbit
yang fokus pada naskah populer, naskah ilmiah dan berbagai macam hal lainnya. Keadaan
ini berpengaruh dengan tipe naskah dan gaya bahasa yang biasa digunakan dalam
buku terbitan mereka. Bikin naskahmu semacam buku yang diterbitkan oleh penerbit
yang kamu sasar. Alternatifnya bisa juga menanyakan ke editor, naskah seperti
apa yang hendak mereka terbitkan.
2. Menangkap Fenomena Kekinian
Naskah yang unik dan berbeda serta relevan dengan momentum
saat ini lebih disukai editor karena peluang pembacanya besar. Bagaimana pun
penerbit adalah sebuah bisnis yang mengharapkan penjualan. Misalnya pada tahun
2015 sedang booming tren batu akik. Buku tentang batu akik lebih mudah terjual
karena banyak calon pembaca yang ingin tahu tentang batu akik. Tanyakan pada
editor, tema apa yang direncanakan untuk diterbitkan. Biasanya penerbit
memiliki semacam Peta Naskah.
3. Membangun Jejaring Lingkaran Penerbit
Tidak dapat dipungkiri faktor kedekatan atau nepotisme
bisa mempengaruhi penerbitan sebuah naskah. Ada pepatah: tak kenal, maka tak
sayang. Membangun relasi dengan editor, penerbit, mengikuti festival buku,
mengikuti book fair, bisa membuka peluang informasi naskah yang mereka
butuhkan.
4. Naskah Sesuai Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)
Naskah yang ditulis dengan tata bahasa yang rapi, pemakaian
tanda baca yang sesuai, kapitalisasi yang benar tentu akan membuat nyaman mata editor
yang membaca. Setidaknya bikin 70% naskahmu sesuai dengan EBI. Bukan berarti hal
ini akan membuat tulisanmu menjadi kaku. Kalau naskahmu sasarannya adalah
remaja, tentunya gaya bahasanya perlu disesuaikan.
5. Tidak Autis
Penulis tidak boleh memaksakan kehendak sendiri agar
naskahnya diterbitkan apa adanya. Dia harus membuka diri semisal ada revisi.
Dia harus bisa diajak berdiskusi editor, seperti misalnya memperbaiki tata
bahasa, merubah alur, serta menyesuaikan dengan gaya penerbit yang disasarnya.
6. Populer
Tidak dapat dipungkiri popularitas relevan dengan peluang
pasar. Seseorang yang sudah dikenal lebih mudah membuat masyarakat tertarik
untuk membeli. Popularitas pada masa kini dapat diukur dari berapa jumlah
pengikut/followernya di twitter, instagram, subscriber di YouTube dan berbagai
media sosial lainya. Editor akan lebih tertarik menggarap naskah dari seseorang
yang sudah populer, yang memiliki database fans yang memadai.
7. Jadilah Penulis Penggoda
Selain berbagai jurus sakti di atas, ada satu lagi teknik ampuh
yang bisa membuat editor klepek-klepek. Selain membuat naskah yang matang, kamu
bisa meminta waktu pada editor untuk audiensi. Presentasikan poin-poin penting
kenapa naskahmu layak diterbitkan. Kamu harus punya konsep yang ciamik.
Misalnya kamu sudah tahu siapa target pembaca; keunggulan materi naskahmu dengan
materi serupa atau yang sedang populer saat ini; punya program terkait naskah
yang hendak dibukukan; didukung oleh pejabat atau instansi tertentu / nama
besar seseorang; memiliki strategi pemasaran seperti roadshow ke sejumlah kota
di Indonesia, dan bila memungkinkan dilengkapi dengan data potensi pasar.
Kalau tulisan saya gimana pak. 😂😂😂😂
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteTulisanmu berupa puisi
ReplyDelete